Tak Punya HP dan Seragam, Siswi SD Piatu di Samarinda Diusir Guru saat Ujian, Begini Nasibnya Kini

908,818
0
Published 2022-06-07
TRIBUN-VIDEO.COM - Pada Selasa (31/5/2022), seorang siswi di sebuah sekolah negeri di Samarinda, Kalimantan Timur diduga diusir oleh gurunya dari ruang kelas saat ujian sedang berlangsung.

Insiden itu terjadi diduga karena sang siswi tak memiliki ponsel dan seragam.

Kejadian tersebut langsung mengundang simpati banyak pihak, termasuk Wali Kota Samarinda hingga membuat siswi tersebut banjir bantuan.

Insiden pengusiran itu terjadi saat para siswa SDN 002 Samarinda sedang melangsungkan ujian kenaikan kelas tatap muka di sekolah.

Kemudian siswi tersebut yang bernama Musdalifah datang dan masuk ke ruang kelas III.

Hari itu merupakan hari pertama Musdalifah ke sekolah setelah dibuka pelajaran tatap muka.

Sebelumnya, saat pembelajaran masih dilakukan secara daring, Musdalifah jarang mengikuti pelajaran karena tak memiliki ponsel.

Ia menggunakan ponsel bekas namun sering rusak, sehingga tak efektif saat belajar.

Saat baru datang, Musdalifah langsung diteriaki oleh teman-temannya.

Sang guru yang emosional melihat hal itu langsung meminta sang anak untuk pulang dan memanggil orangtuanya.

Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin mengatakan, saat keluar kelas dan tak mengikuti ujian, Musdalifah dibully oleh teman-teman sekelasnya dengan teriakan.

Kemudian Musdalfah berjalan ke pinggir jalan depan sekolah dan menangis sambil memeluk tas.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (8/6/2022), Musdalifah dan sang adik bernama Merlin (9) merupakan anak piatu.

Mereka ditinggal sang ibu sejak tiga tahun lalu, sementara sang ayah dipenjara karena terjerat kasus pidana.

Selama ini ia tinggal bersama tantenya Siti Manuwatah (37) di rumah kayu sederhana.

Siti memiliki empat anak, ditambah Musdalifah dan sang adik, sehingga Siti merawat enam anak di rumah tersebut.

Saat belajar online, Musdalifah awalnya menggunakan sebuah ponsel bekas. Karena sering error, dia selalu ketinggalan pelajaran.

"Dia punya HP. Tapi sering error. Mati hidup mati hidup saat belajar online sampai rusak, enggak bisa pakai lagi," kata Siti.

Lebih kurang setahun berjalan, saat pembelajaran tatap muka dibuka, giliran seragam sekolah Musdalifah yang kekecilan.

Musdalifah terpaksa tak ke sekolah karena tak punya seragam.

Siti sudah berusaha mencari seragam bekas tetangga, tetapi tak ada.

Akhirnya informasi itu tersebar hingga murid itu mendapat bantuan seragam dari para relawan sosial di Samarinda.

Senin (30/5/2022), hari pertama ujian kenaikan kelas dimulai, namun tim relawan baru membawa Musdalifah membeli seragam.

Setelah dibeli, keesokan harinya, ia masuk sekolah diantar oleh seorang relawan.

Namun, setelah masuk ruang kelas, dia diminta pulang oleh guru.

Saat diusir pulang, seorang relawan bernama Mamat datang ke SDN itu dan memediasi agar Musdalifah tetap ikut ujian.

Dengan kondisi menangis, Musdalifah digiring masuk lagi ke dalam kelas menemui wali kelasnya.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengataka, kasus ini hanyalah salah paham.

Andi Harun mengatakan, niat guru itu mendisiplinkan murid karena lama tak muncul.
"Karena memang pihak sekolah juga pernah mencari tahu anak itu, tapi informasinya terputus," sambung dia.

Sejak saat itum pihak sekolah tak mengetahui keberadaannya.

Andi juga membantah sang murid diusir, karena guru hanya memintanya pulang dan kembali membawa orangtua atau wali.

"Tapi diterjemahkan diusir. Tapi, ngapain juga guru itu minta dia pulang, harusnya biarkan saja dia ikut ujian," kata Asli.

Andi Harun juga berkunjung ke rumah Musdalifah dan memberikan beasiswa serta menjamin pendidikan mereka hingga SMA.

"Pak Wali menjamin anak itu sampai SMA," kata Asli.

Tak hanya itu, Andi Harun juga akan merehab rumah Siti karena dianggap tak layak huni.

Tak hanya Wali Kota, Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli juga membantu peralatan sekolah dan ponsel baru untuk Musdalifah saat berkunjung, Selasa (7/6/2022).

Sejumlah uang tunai dari donatur juga disumbangkan untuk Musdalifah dan keluarga Siti.

(Tribun-Vidoeo.com/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siswi SD Piatu di Samarinda "Diusir" Guru dari Kelas karena Tak Punya Ponsel dan Seragam", Klik untuk baca: regional.kompas.com/read/2022/06/08/072131978/sisw….
Penulis : Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton
Editor : Khairina
Host: Ratu Sejati
VP: Lutfi Tursilowati N.A

All Comments (21)
  • @ismarizal4350
    Itulah kuasa Tuhan...dengan kejadian ini Musdalifah mendapatkan beasiswa dan rehab rumah dari orang2 serta gurunya mendapat kan hujatan dan caci-maki...itulah yg bisa diambil kesimpulan
  • Harus nya di bantu , bukan malah di usir. Pecatlah itu oknum guru, bikin rusak mental siswa. Memalukan profesi Guru
  • @nurghozin3551
    Seharusnya sebagai seorang guru harus bisa menjaga dan memberikan contoh yang baik apalagi tidak memiliki seragam atau hp itu masih bisa di musyawarah kan kepada pihak sekolah tersebut syukur-syukur mau membantu dengan tulus dan ikhlas demi masa depan anak bangsa ini
  • @untoro8770
    Guru sekarang materialistik/duniawi... Beda waktu SD aku TDK mampu justru pak guru membantu/menolong membiayai sekolah aku...ikhlas guru dulu...beda guru sekarang glamor kemewahan. .dpt triwulanan saja sudah beli mobil wah waaaaahhhh guru sekarang.....😂😂😂😂
  • Bukan sekedar guru harusnya seorang pendidik juga harus mau melihat kondisi siswa-siswiny jika ada masalah baru ambil keputusan yang tepat setelah tau keadaannya
  • @openchannel8871
    Segera pecat guru yang tak punya empati dan hati nurani itu. Tak ada alasan lagi untuk mempertahankan guru seperti itu. Guru itu pendidik, bukan hanya sebagai pengajar. Apa yang mau dididik jika tak punya nurani.
  • @ardeejohnee3484
    Terima kasih untuk para relawan dan donatur...semoga menjadi amal jariyah untuk kalian, amin.
  • @erzaidoka6131
    Terima kasih kepada para hartawan yang dermawan ,,karena telah sudi membantu orang yang perlu bantuan.
  • @jatiroso555
    Alhamdulillah.Mudah2an Musdalifah menjadi orang yg berguna bagi agama bangsa dan negara
  • @hasta1475
    Terharu dan bangga kepada masyarakat yang mempunyai hati mulia membantu sesama yang berkekurangan...
  • Ngg punya hati bos,,kapan negri ini maju,,kalau mau blajar aja susah,,mudah2an org yg membantu ank itu diberi berkah yg berkali kali kali lipat,amin
  • Masya Alloh, kemiskinan masih menjadi jurang kehidupan kita. Sabarlah nak... inilah ujian, Insyaallah masih banyak orang akan membantu Allah SWT tidak tidur. Aamiin.
  • Biar jdi pembelajaran ,,oknum itu jgn dibela, dengan ada embel2 bahasa salah paham.. Kasian anak yatim,, itu menunjukkan karena mereka org ga mampu, yg wajib kita tolong. Semoga ade siswa, diberi rejeki berlimpah kelak jdi org hebat, yg bermanfaat bagi nusa bangsa dan agama, Aamiin
  • @Tarsih634
    Sy hanya bisa mendoakan anak yg kurang mampu , semoga semua umat di dunia ini selalu dalam lindungan allah swt aamiinx3 yra.....🤲🤲🤲
  • @user-sl4nf7iy9m
    Guru yg td punya hati,yg seharusnya melindungi dr teman2nya yg membuli malah justru bikin anak didiknya menangis, nelangsa guru yg td bermoral guru.
  • Assalamualaikum, Saya Mohd Adib Dari Malaysia, Selaku Wakil Dari Warganegara Malaysia ingin Mengatakan Bahawa Pelajar Tersebut Akan Ada Cahaya di Depan Hari. Dan saya Jugak Mendoakan Beliau Dimurahkan Rezeki dan dipermudahkan segala Urusan Di dunia Dan Di Akhirat. , Terbaik Untuk Pihak Yang Prihatin menyalur bantuan kepada pelajar tersebut. Semoga Terus Berbakti pada Rakyat dan negara
  • Seharusnya memang anak didik perlu perlindungan dari para guru" di sekolah , jangan" anak ini berangkat sekolah ngga pernah sarapan , bisa jadi makan hanya sekali sehari , karena melihat ekonomi orang tua nya, guru harus lebih peka , kasihan sekali anak ini !!!!!
  • Astaghfirullah y Allah,,,Pecat guru nya, Jangan di terima di mana2...anak piatu yang kuat semangat nya untuk sekolah, Tetapi di usir hanya tidak punya seragam dan HP..dan terima kasih kepada orang yang Dermawan 🙏🙏